Selamat Datang, In My Area Site

Sabtu, 26 Februari 2011

Download Windows 7 Product Key Finder

Posted by nofear company 18.30, under ,,, | No comments

Download Windows 7 Product Key Finder gratis, aplikasi untuk menemukan product key Windows 7 yang sedang digunakan. Mungkin karena sesuatu hal kita kehilangan product key dari Windows 7, aplikasi ini dapat digunakan untuk mencari product key Windows 7 Home dan Ultimate version. Dengan aplikasi kecil dan gratis ini kita dapat menemukan kembali produk key yang hilang dengan mudah.
Cara penggunaannya cukup mudah, silakan download dan install serta jalankan Windows 7 Key Finder, selanjutnya klik tombol Find Windows 7 Product Key. Maka akan ditampilkan product key beserta informasi versi dari Windows 7 yang digunakan.

Download Link:

Promosi website

Posted by nofear company 18.26, under , | No comments

Berapa halaman dari website anda yang kompatibel untuk dijelajahi oleh mesin pencari ? sudahkan anda mendaftarkan website anda ke mesin pencari utama ? ke direktori ? bisakah mesin pencari besar menemukan website anda dengan menggunakan kata kucni dan frasa milik anda ? dan masih banyak lagi pertanyaan yang patut diajukan untuk menguji kehandalan website anda.


Jika anda bisa menjawab "ya" untuk separuh saja dari pertanyaan-pertanyaan tadi, itu sudah cukup lumayan. jika lebih banyak jawaban "tidak" atau "belum" maka perlu dipertimbangkan untuk mengecek kembali website anda. Ada kemungkinan anda harus menata ulang atau bahkan membuat website kembali yang baru. Jika memang itu yang harus dilakukan, tenangkanlah diri anda dan berfikirlah beberapa saat.
Membuat kembali mungkin pilihan yang tepat demi optimalisasi serta posisi ranking yang tepat. menuliskan rancangan anda (tema dan konten/isi) di atas kertas merupakan hal yang sangat penting dalam membangun sebuah website baru. memulai dengan topik dan tujuan pokok adalah langkah pertama, baru kemudian merancang konten (isi) serta mencatat frasa dan kata kunci.
Pertimbangkan juga penempatannya di tiap halaman. Kata-kata telah menjadi sesuatu yang istemewa di dunia maya, bahkan bisa menghasilkan uang dalam arti yang sesungguhnya. Kata-kata juga bisa menjadi pengikat bagi pengunjung website kita, apakah hanya sekedar mampir kemudian pergi begitu saja, atau menjadi orang yang potensial untuk membeli produk anda
Pilih kata - kata secara bijaksana, apalagi jika kita belum membeli domain sendiri. Nama domain website kita bahkan bisa menjatuhkan kita pada saat penempatan dan pemunculan di mesin pencari. Kata-kata itu harus mencerminkan tema website kita. Ketersediaan domain sangat berpengaruh terhadap nama yang kita pilih. Penggunaan thesaurus atau kamus bisa sangat membantu untuk menemukan kata-kata alternatif untuk website kita.
Setelah selesai dengan masalah tema dan kata kunci, berikutnya adalah soal struktur teks dari Nama website, Meta tag, isi/konten, serta link. Mau seperti apa dan bagaima Anda akan mengelola dan memelihara website anda begitu selesai dibuat.
Tanyalah diri anda sendiri. Bagaimana saya bisa melakukan semua ini ? Tidak mudah memang, tapi itu bisa dilakukan meski perlu waktu, usaha dan pemikiran yang matang. Melakukannya dengan benar di awali akan menyelamatkan anda dari pusing kepala di masa mendatang. Website anda mulai "bunyi" dan trafic mulai meningkat, dengan kemungkinan maju pesat dari waktu ke waktu.

Cara Menghapus Driver Printer Windows 7 dan Vista

Posted by nofear company 18.25, under | No comments

Cara menghapus driver printer di Windows Vista dan Windows 7 (seven), tujuannya adalah selain untuk membuang driver printer yang tidak terpakai juga untuk menghapus driver printer secara bersih dari komputer. Jika kita menghapus driver printer melalui Control Panel atau “Device and Printer”, memang driver atau printer tersebut akan terhapus, tapi proses penghapusan driver printernya tidak komplit. Berikut ini cara menghapus driver printer di Windows 7 dan Vista.
Ketika kita menginstall printer tersebut kembali kadang akan terlihat tampilan printer copy 1 dan seterusnya. Hal ini terjadi karena drivernya tidak terhapus secara keseluruhan. Pada Windows Vista dan Windows 7 sudah banyak driver printer pada beberapa tahun sebelumnya yang tertanam di Windows, sehingga kita tidak perlu melakukan install driver dari CD atau USB Flash disk, dll. Karena printer akan diinstall secara otomatis dengan driver bawaan dari Windows tersebut. Hal inilah kadang membuat Printer Copy 1 dan seterusnya.
  • Klik tombol Start, selanjutnya ketikkan perintah printmanagement.msc pada kolom pencarian (run) atau tekan tombol keyboard, yaitu kombinasi tombol Windows + R, selanjutnya ketikkan seperti di atas.
  • Selanjutnya jendela Print Management akan terbuka, di bawah root Custom Filters silakan cari All Printers dan All Drivers, silakan hapus printer dan driver dari sana, dengan cara Klik Kanan, kemudian pilih Delete, atau pilih printer atau driver yang ingin dihapus selanjutnya klik tanda silang X untuk menghapus printer dan driver yang diinginkan.
  • Sekarang proses penghapusan printer dan driver yang tidak terpakai telah selesai dilakukan, sekarang tidak akan tampil Printer Copy 1, Printer Copy 2, dan seterusnya.
  • Silakan install ulang printer Anda, jika diperlukan.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat!

Pembelajar Sejati

Posted by nofear company 17.56, under | No comments

PEMBELAJAR sejati adalah mereka yang mencari "jawaban pasti" dan berusaha sungguh-sungguh dapat menuntaskan permasalahan; siapa saya, dari mana berasal, mengapa diberadakan di dunia, apa yang harus dilakukan, ke mana akan pulang (kembali), kepada siapa harus bertanggung jawab, dan siapa yang harus digugu dan ditiru (tutur kata dan perilakunya).


Proses dan waktu pencariannya dilakukan sepanjang hayat dikandung badan. Memenuhi sabda Nabi saw., carilah ilmu sejak ayunan sampai liang lahat (mati). Maksudnya, selama hidup di dunia waktunya digunakan untuk mencari ilmu di samping menjaga tegaknya hablun minallah dan hablun minanas. Wilayah pencariannya, sebagaimana perintah, "carilah ilmu sampai ke negeri Cina". Perintah ini "sangat rasional" bila diintegrasikan (menurut rumusan matematika) menjadi "carilah ilmu walau sampai ke penjuru dunia".

Sedangkan "kunci mutlak" untuk menemukan "jawaban pasti"-nya, pertama, mau mengakui kebodohan diri. Secara ksatria (lapang dada) mau menerima kenyataan bahwa sejak masih di alam kandungan sana telah divonis oleh-Nya zhaluman jahula (kejam lagi bodoh) (Q.S. 33:72). Menyadari pula bahwa bagaimanapun hebatnya akal pikiran (dalam menciptakan ilmu pengetahuan teknologi, maupun penguasaan empat kitab suci - beserta ribuan "kitab" derivasinya) tetaplah zhaluman jahula. Menerapkan ilmunya padi, semakin merunduk semakin berisi. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin "ngrumangsani" (merasai) kebodohan dan kekurangannya diri.

Kedua, karena masalahnya "melangit" maka memasyarakatkan untuk berguru (mencari guru) yang mengadanya di "langit". Sebab, sang "resi" ini di-"pingit" oleh Tuhan sendiri (Satriya Piningit). Mencontoh pengalaman Nabi Musa, sekalipun telah diangkat sebagai rasul/utusan-Nya (yang secara logika sudah sangat sempurna, tidak ada yang melebihi kesempurnaan ilmunya), ternyata masih bersedia ketika diperintah Tuhan berguru pada Nabi Khidhir -- walaupun akhirnya gagal (Q.S. 18:78). Memenuhi pitutur Sultan Agung dalam tembang "Dhandhang Gula". Lamun sira hanggeguru kaki. Amiliha manungsa kang nyata... Bila kamu hendak berguru/pilihlah manusia yang nyata, imamu mubin (imam yang nyata keimanannya istilah lain dari rasul/khalifah-Nya).

Ketiga, bersedia selalu meng-update ilmunya. Tidak pernah merasa puas atas ilmu (pengetahuan dan pengalaman) yang telah diterima. Ibarat berlayar, semakin jauh ke tengah samudra, semakin menyadari betapa luasnya samudra (ilmu) itu. Semakin menyadari pula betapa tak berdayanya diri di hadapan luasnya samudra ilmu Tuhan.

Rumusan pembelajar sejati
Secara sufism-experience rumusan pembelajar sejati atas tujuh permasalahan tadi adalah, pertama, siapa saya? Saya adalah kandungan makna di balik ungkapan "barang siapa mengetahui dirinya sendiri maka akan mengetahui Tuhannya dan barang siapa mengetahui Tuhannya tentu akan mengetahui bodohnya diri" (fatwa Imam Ali). Silogismanya, barang siapa mengetahui dirinya sendiri, tentu akan mengetahui bodohnya diri.

Sementara, kenyataannya, bodohnya diri belum diyakini dan dirasakan secara pasti. Ini menandakan kalau rahasia jati dirinya belum bisa diketahui. Penyebabnya, karena pengetahuan tentang Tuhan (dalam arti Wujud/Dzat, bukan nama/istilah/sebutan-nya) belum pernah dipelajari (digunakan). Sedangkan untuk mengetahuinya, harus digurukan (ditanyakan secara langsung) kepada yang hak dan sah menunjukkan rahasia Jati Diri-Nya.

Ilmunya (salah satu namanya), disebut ilmu zikir. Ilmu ini dijaga dan diturunkan sendiri oleh-Nya (Q.S. 15.9). Ia tidak ada di dalam buku maupun tulisan. Malah Alquran memerintahkan, "Bertanyalah kepada ahli zikir bila kamu tidak mengetahui (bagaimana caranya berzikir)." (Q.S. 21:7).

Ahli zikir adalah istilah lain bagi rasul/utusan-Nya. Adalah hamba pilihan Tuhan yang siang malam, hatinurani, roh, dan rasanya (dibuat Tuhan) tidak pernah lupa dari (mengingat-ingat zikirnya. Susah senang bahagia sengsara, bahkan tidur pun tidak pernah lengah dari zikir. Zikir sendiri adalah ingatnya hatinurani, roh, dan rasa pada Wujud/Zat Tuhan. Bukan ingatnya hati pada asma/nama-Nya dengan sebanyak-banyaknya, yang jumlahnya mencapai 99.

Sedangkan instrumen untuk mengenali Wujud/Dzat-Nya adalah hatinurani, roh, dan rasa. Bukannya otak/akal pikiran yang selama ini di-"dewa"-kan manusia. Sehingga, ketika pengenalan pada Zat Tuhan telah dapat dicapai dengan sebenarnya, permasalahan "siapa sebenarnya saya" dengan sendirinya dapat diketahui secara pasti.

Kedua, dari mana berasal? Saya (dan semua spesies manusia) berasal dari Fitrah Tuhan. Fithratallahi allati fatharannasa alaiha (QS. 30:30). Fitrah Allah-lah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Jelasnya, fitrah manusia itu merupakan "percikan" dari Fitrah Tuhan.

Andai "boleh" dimisalkan, manusia merupakan "satu partikel" cahaya yang terpancar sumber cahayanya (semisal matahari). Partikel cahaya (unsur dasar manusia) ini disebut rasa (Arab, sirr), yang kemudian sering disebut "perasaan". Rasa dibungkus oleh roh. Roh adalah daya dan kekuatan Tuhan yang dipinjamkan pada manusia, yang tersusun tujuh lapis. Roh-lah yang kemudian menjadikan manusia bisa berdaya, bertenaga, bernapas, berpikir, maupun beraktivitas lainnya. Roh ini dibungkus oleh hati nurani. Hati nurani kemudian dibungkus oleh jasad/raga (kulit daging) yang disempurnakan dengan prosesor 1 triliun sel (otak) lengkap dengan indra dan berbagai macam organnya.

Ketiga, mengapa saya diberadakan di dunia? Tidak lain ada¬lah hendak diuji oleh Tuhan. Seperangkat materi tes (rintangan) yang harus diselesaikan agar bisa pulang kembali kepada-Nya. Cara (satu-satunya) untuk menyelesaikannya adalah patuh dan tunduk terhadap rasul/utusan-Nya, sebagaimana patuh tunduknya malaikat dihadapan khalifah-Nya.

Mengapa diuji? Sebab, ketika masih di alam arwah dulu telah menyatakan sanggup memikul amanah dari-Nya. Padahal amanah tersebut sebenarnya tidak ditawarkan kepada manusia. Melainkan ditawarkan kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, yang mereka semua tidak bersedia menerimanya (Q.S. 33.72). Akan tetapi, tanpa disangka, makhluk kecil-mungil yang namanya manusia menyatakan sanggup menerimanya. Karena kesediaan itulah lalu turun vonis zhaluman jahula.

Andai seorang bayi yang sejak lahir diuji (dibuang) ke hutan (cerita Tarzan), tugas wajib si bayi adalah bisa pulang kembali pada orang tuanya. Pikirannya harus bisa bekerja bahwa kera, harimau, orangutan, gajah bukanlah orang tuanya. Mencari --hingga menemukan-- orang tuanya adalah segala-galanya. Bukannya bahagia/susah/sengsara apalagi terpesona atas kehidupan hutan (materi ujian) beserta komunitasnya.

Demikian halnya pada manusia, bila ujian (dunia) ini diselesaikan dengan sebaik-baiknya, besar kemungkinan ketika mati nanti tidak bisa pulang kepada-Nya. Terdampar di alam kesesatan (alam penasaran) menjadi wadyabalanya jin, setan, iblis, gendruwo, tuyul, dan sebangsanya.

apa yang harus saya lakukan? Sedini mungkin mengokohkan niat untuk pulang kepada-Nya. Berlatih terus untuk selalu menyadari bahwa dunia dan seisinya ini merupakan wujud ujian. Harta, takhta, anak, istri, pekerjaan, dan sebangsanya semuanya ujian-Nya. Oleh karenanya, mereka semua harus bisa diselesaikan dengan cara menafikan (meniadakan) dari dalam hatinurani, roh, dan rasa, serta menetapkan Wujud/Dzat Tuhan sebagai satu-satunya yang harus diingat-ingat.

Namun demikian, secara lahiriah tetap lumrahnya manusia berdunia. Bekerja keras mengelola garapan dunia sesuai dengan "lakon" yang dihadapi dengan sebaik-baiknya, seprofesional mungkin. Kesemuanya dalam rangka "mancat" ke "langit", pulang kepada-Nya (mazroatul akhiran). Yang membedakan dengan kebanyakan manusia lainnya hanyalah niatannya.

Kelima, ke mana saya akan pulang (kembali)? Tidak lain kepada Zat Tuhan yang telah menciptakan manusia. Tempat ini harus bisa dikenali dengan pasti ketika hidup di dunia. Instrumen yang bertugas mengenali adalah hatinurani, roh, dan rasa. Bukannya otak dan akal pikiran. Sebab, otak hanya sebatas instrumen yang dapat menangkap kalau Dia itu ada. Tetapi perihal Wujud/Dzat-Nya, merupakan tugasnya hatinurani, roh, dan rasa.

Ibarat mau ke Bulan, sebelum berangkat dipersiapkan dulu ilmu pendukung, tata cara, sarana, arah/peta, akomodasi, maupun perlengkapan lainnya. Bila pengetahuan perihal ini -- beserta tata cara menuju ke arahnya -- tidak bisa dipelajari dan dipahami dengan pasti, bisa dipastikan tidak akan pernah sampai padanya, tersesat sejauh-jauhnya.

Keenam, kepada siapa saya harus bertanggung jawab? Secara vetikal, segala perbuatan langsung bertanggung jawab kepada Tuhan. Sedangkan secara horizontal, bertanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat, atasan, maupun lingkungan kerja masing-masing sebagaimana peran fungsinya. Namun, di balik tanggung jawab horisontal ini ada tanggung jawab langsung kepada-Nya.

Ketujuh, siapa yang harus digugu dan ditiru (tutur kata dan perilakunya)? Satu-satunya yang "layak" digugu dan ditiru tutur kata dan perilakunya hanyalah rasul-Nya. Sebab, hanya beliaulah yang dijamin oleh-Nya "maksum" (terbebas dan segala kesalahan). Beliau ditugasi Tuhan untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau juga ditugasi membimbing manusia berjalan "pulang" kepada-Nya.

Selain rasul, tidak ada jaminan kebenarannya. Sekalipun telah menyandang "ulama hebat" kondang sak jagad, tetap tidak ada jaminan maksum dari-Nya. Di lain pihak, yang namanya ulama (pewaris para nabi) ini masih diragukan keulamaannya. Apakah ia benar-benar mewarisi ilmunya para Nabi secara keseluruhan? Kalau secara parsial (bagian) memang sangat mungkin. Sedang seyogianya yang diwarisi meliputi: perkataan dan perbuatan, ilmu dan amalnya, lahir dan batinnya, terlebih hatinurani, roh, dan rasanya.

Namun demikian, pada mereka semua dapat diambil sari pati hikmahnya. Jangankan mereka yang pandai dan mengaku ulama, yang bodoh tidak pernah sekolah --apalagi mengikuti pelatihan manajemen dan kepemimpinan-- pun dapat diambil sari pati kebenarannya. Contohnya pada Nabi saw sendiri. Oleh karenanya, semua manusia diperintahkan, "Lihatlah (dengarkan) apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang bicara."

Walhasil, hanya orang cerdaslah yang dapat menemukan hikmah luar bisa di balik seonggok sampah (kotoran yang biasanya dibuang sia-sia). Hanya orang arif bijaksanalah yang mau berusaha keras menjadi "Pembelajar Sejati". Sebab, paham betul kalau semua waktu/kesempatannya berada dalam kerugian yang teramat besar, kecuali berajak-ajak dalam kebenaran dan berajak-ajak dalam kesabaran.[]

* Roni Djamaloedin adalah seorang penulis, dosen STT POMOSDA, Guru SMA POMOSDA bidang studi Matematika dan Ilmu Kependidikan. Catatan: tulisan ini pernah dimuat di harian Pikiran Rakyat, 24 April 2006.

Berhentilah Menjadi Gelas

Posted by nofear company 17.55, under | No comments

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.
“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.


Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.”

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru.
“Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.”

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.
“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.
“Sekarang kau ikut aku.” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.”

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya. “Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?”

“Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”
“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam, mendengarkan.

“Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.” (From : Suluk - logsome)

SBY Bukan Superman

Posted by nofear company 17.53, under | No comments

BANDUNG - Mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memilih Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono sebagai cawapresnya pada pilpres mendatang? Pada deklarasi pencalonannya tadi malam di gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, SBY membeberkan sejumlah alasan.

Di antaranya, SBY sudah pernah sepuluh tahun bekerja sama dengan Boediono. Termasuk saat Boediono menjabat sebagai Menko Perekonomian di Kabinet Indonesia Bersatu. ''Saya menilai, Pak Boediono adalah muslim yang lurus, jujur, dan sederhana,'' kata SBY saat memberikan pidato politik dalam acara deklarasi tadi malam.

Selain itu, lanjut SBY, Boediono merupakan sosok yang konsisten, toleran, cerdas, ulet, kerja keras, dan bertanggung jawab. ''Saat menjadi Menko, beliau adalah seorang koordinator yang berpikir utuh, cermat, dan tidak berusaha mencari muka,'' ujarnya.

Yang lebih penting bagi SBY, dalam mengemban tugas, Boediono relatif tidak memiliki konflik kepentingan, baik kepentingan bisnis maupun motivasi politik lainnya. Sebab, Boediono seorang ekonom murni dan tidak berasal dari partai politik. Juga bukan seorang pengusaha.

Rupanya, alasan-alasan tersebut merupakan cermin dari pengalaman SBY yang kurang menyenangkan selama 4,5 tahun berpasangan dengan Jusuf Kalla yang merupakan ketua umum Partai Golkar dan juga pengusaha. ''Saya yakin, jika kami berhasil terpilih, Pak Boediono akan mampu dan tepat mendampingi saya untuk melanjutkan tugas pemerintahan dan mengatasi krisis perekonomian,'' tegasnya disambut gemuruh tepuk tangan yang hadir.

SBY juga meminta agar parpol-parpol peserta koalisi bersama-sama membangun kabinet presidensial yang amanah. ''Kabinet adalah forum untuk bekerja. Bukan forum untuk berpolitik sendiri-sendiri,'' jelasnya.

Dalam acara deklarasi tadi malam, SBY menyatakan tidak bisa berjanji terlalu banyak. Sebab, situasi dunia saat ini sangat kompleks. Terutama masalah ekonomi. SBY hanya berjanji untuk terus bekerja dan memberikan hasil nyata, bukan wacana. ''Jika saya terpilih lagi, saya akan terus bekerja dan bekerja. Sabar, tegar, serta berikhtiar terhadap terpaan dan hinaan. Konsisten, berpikir, bertindak tepat, dan rasional,'' papar SBY.

Dia menyatakan akan berusaha keras agar pemerintahan yang dipimpinnya bebas dari kepentingan politik, bisnis, dan usaha mencari keuntungan pribadi. Juga tidak akan silau terhadap harta dan godaan materi lainnya. ''Tapi, saya manusia biasa. Saya bukan Superman. Karena itu, saya akan berusaha dengan bantuan rakyat dan rida Allah SWT,'' kata SBY.

Setelah SBY, Boediono mendapat kesempatan berpidato. Penjelasannya runtut, singkat, dan taktis. Selama 10 menit menyampaikan pidato politiknya, sedikitnya Boediono mendapatkan sambutan tepuk tangan delapan kali. Pada kesempatan itu, dia menjawab semua tudingan miring yang dialamatkan kepadanya. Terutama yang terkait tudingan bahwa dirinya antek asing dan penganut neoliberalisme.

Gubernur BI itu mengawali pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada SBY, parpol mitra koalisi, dan istrinya. ''Ini kehormatan besar bagi saya dan keluarga. Bagi saya, ini tak terduga. Sejak awal saya merintis karir sebagai ekonom dan guru. Saya tidak pernah bercita-cita memegang jabatan puncak,'' kata pria kelahiran Blitar, 25 Februari 1943, itu.

Menurut Boediono, tantangan dan risiko sudah tampak sejak awal. Namun, bagi dia, itu semua merupakan tanda demokrasi yang hidup.

Guru besar UGM itu menilai SBY merupakan pemimpin yang tangguh menghadapi situasi krisis yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Bukti nyatanya, kata Boediono, saat krisis Indonesia bersama Tiongkok dan India masih mencetak pertumbuhan yang positif.

Pengalaman tiga tahun sebagai Menko dijadikan modal Boediono untuk menjalankan pemerintahan yang cepat, tepat, dan akuntabel. ''Gerakan antikorupsi belum selesai,'' katanya.

Boediono juga menjawab secara tidak langsung mengenai tudingan bahwa dirinya penganut neoliberalisme. ''Perekonomian tak bisa sepenuhnya diserahkan pasar bebas. Selalu diperlukan intervensi dengan aturan main yang adil,'' tegas Boediono.

Menurut dia, negara tidak boleh terlalu banyak melakukan campur tangan karena bisa mematikan kreativitas. Tapi, kata dai, negara tidak boleh tidur. ''Pemerintah bersih tidak hadir hanya dipidatokan,'' katanya. ''Tidak boleh mencampuradukkan kepentingan bisnis dan politik,'' sambungnya.

Boediono juga mengingatkan, pada awal abad ke-20, Bung Karno membacakan pleidoi Indonesia Menggugat di Bandung. ''Kini kita juga harus menggugat penjajahan dari luar dan dalam,'' katanya.

Menkeu pada era Megawati itu prihatin atas sikap bangsa yang terlalu merasa terpuruk. Padahal, sebenarnya bangsa Indonesia mampu bangkit. ''Saya janji, bekerja membuat Indonesia lebih sanggup. Membebaskan rakyat dari kemiskinan. Saya siap bekerja mulai hari ini,'' katanya.

Boediono hari ini juga akan menyerahkan surat pengunduran diri sebagai gubernur BI kepada SBY. Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang gubernur BI menjadi capres atau cawapres. ''Tapi, secara moral, saya harus mundur,'' katanya.

Acara deklarasi tadi malam dihadiri dua ribu undangan dari berbagai parpol pendukung SBY-Boediono. Pernyataan deklarasi tadi malam dibacakan Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi didampingi Sekjen 22 parpol pendukung koalisi.

Parpol pendukung koalisi tersebut terdiri atas lima parpol parlemen (lolos ketentuan 2,5 persen dalam pemilu legislatif). Yaitu, Demokrat, PKB, PAN, PPP, dan PKS. Ditambah 18 parpol yang tidak lolos parliamentary threshold (PT). Di antaranya, Pelopor, PKPI, PBR, PBB, PDP, dan PPI.

Semua ketua umum parpol hadir dalam acara tersebut kecuali Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir. PAN diwakili Patrialis Akbar dan Zulkiefli Hasan. Saat itulah, di-launching sebutan SBY Berboedi, yang artinya SBY bersama Boediono.

SBY dan Boediono tadi malam kompak mengenakan baju merah. Keduanya juga berpeci hitam. Ani Yudhoyono dan Herawati Boediono juga mengenakan pakaian seragam.

Negosiasi SBY dan PKS

Sebelum dimulainya deklarasi, sempat terjadi negosiasi antara PKS dan SBY. Perwakilan PKS yang terdiri atas Ketua Majelis Syura Hilmi Aminudin, Presiden Tifatul Sembiring, dan Sekjen Anis Matta menemui SBY dan Boediono di Hotel Sheraton. Pertemuan berlangsung pukul 17.00 hingga pukul 18.30.

Berdasar informasi yang diperoleh Jawa Pos, PKS bersedia menerima Boediono sebagai cawapres asalkan mendapatkan jatah untuk posisi menteri pendidikan nasional. Perdebatan sempat alot karena kalangan NU dan Muhammadiyah kurang sreg kalau PKS memegang kendali pendidikan nasional. Selama ini Mendiknas selalu dipegang kalangan Muhammadiyah.

Hingga pertemuan berakhir, Tifatul tak bersedia memberikan penjelasan kepada wartawan. ''Insya Allah, koalisi jalan terus,'' kata Tifatul. Dan, memang akhirnya Tifatul hadir dalam deklarasi SBY Berboedi. Namun, tidak jelas permintaan PKS mendapatkan jatah Mendiknas dikabulkan atau tidak.

Boediono Naik Kereta Api

Saat berangkat ke Bandung untuk menghadiri deklarasi capres-cawapres, Boediono memilih menumpang kereta api Parahyangan dari Stasiun Gambir. KA Parahyangan merupakan kereta kelas menengah di bawah Argo Gede. Tiketnya untuk kelas eksekutif hanya Rp 45 ribu per orang. Boediono memborong dua gerbong di eksekutif 1 dan 2.

Rombongan cawapres Partai Demokrat itu berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08.30. Boediono yang mengenakan kemeja kotak-kotak merah dipadu jaket cokelat duduk di kursi 7A. Sedangkan istrinya, Herawati, duduk berhadapan di kursi 7B.

Dalam perjalanan tersebut, Boediono mengajak beberapa ekonom seperti Raden Pardede, Chatib Basri, dan M. Ikhsan. Selain mereka, dalam gerbong terdapat beberapa tokoh seperti Goenawan Mohamad, Ayu Utami, dan Rizal Mallarangeng.

Sejak dari Gambir hingga tiba di Bandung, Boediono tidak banyak memberikan pernyataan kepada wartawan. Setiap ditanya soal pencalonannya sebagai cawapres, Boediono hanya tersenyum. ''Nanti saja ada waktunya,'' katanya.

Tiba di Bandung, Boediono menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Ukhuwah di Jalan Wastukencana. Setelah itu, gubernur BI itu dibawa ke Gedung Indonesia Menggugat, gedung yang pernah digunakan untuk mengadili Soekarno oleh Pengadilan Belanda 79 tahun lalu.

Di gedung tersebut dilangsungkan prosesi pelepasan Boediono dari kelompok intelektual menjadi negarawan dan politikus. Orasi pelepasan dibacakan budayawan Goenawan Mohamad.

''Dia bukan politisi, bukan selebriti, bukan vote gathers. Boediono dikenal sebagai pejabat dan pribadi yang bersih,'' kata Goenawan.

Kesederhanaan tidak hanya terlihat pada sosok Boediono. Istrinya, Herawati, 65, juga terkesan sangat sederhana. Ibu dua anak dan lima cucu itu mengenakan kemeja putih dipadu dengan jaket rajutan putih juga.

Saat ditanya tentang perasaannya, Herawati tersenyum. ''Ah, biasa saja,'' kata Herawati yang juga mengaku lupa kapan suaminya mendapat kepastian untuk disandingkan dengan SBY. (tom/kum)

Pages

Blog Archive

Blog Archive